Selasa, 18 Februari 2014
Rangkuman Buku Populer
1.
Rangkuman
Bab 1
Sayang Jika Dibuang
Pilihan
Kotoran ternak sering menimbulkan masalah dari pada mendatangkan manfaat.Lokasi
peternakaan harus jauh dari pemukiman,
karena
adanya pencemaran yang di timbulkan oleh kotoran ternak. Lokasi peternakan besar biasanya
jauh dari pemukiman sebab dengan dana yang besar peternak dapat menyediakan
segala fasilitas yang diperlukan,
sebaliknya
lokasi peternakan kecil dekat dengan pemukiman penduduk karena fasilitas yang
tidak memadai. Jika
tidak dikelola dengan baik kotoran ternak dapat menurunkan mutu lingkungan, maka dari itu peternak harus
mencari cara yang efektif untuk mengurangi resiko pencemaran lingkungan.Salah
satu pemecahan permasalahan tersebut yaitu memanfaatkan kotoran tersebut untuk
keperluan lain. Keuntungan
yang akandiperoleh adalah mengurangi resiko pencemaram lingkungan dan keuntungan akan di peroleh dari
pemanfaatannya. Ada
3 cara populer untuk memanfaatkan kotoran ternak yaitu untuk pupuk, penghasil bio gas, dan bahan pembuatan biorang. Dengan menggunakan kotoran untuk
pupuk, zat-zat yang berguna di dalam
kotoran tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Penggunaan kotoran ternak sebagai
bahan pembuatan biogas merupakan pilihan yang tepat. kotoran ternak dapat diubah menjadi
sumber energi yang sangat bermanfaat.
Pemanfaatan
kotoran ternak sebagai bahan pembuatan biorang yaitu untuk menghasilkan energi
pembakaran yang lebih besar. Teknologi
biogas dan biorang dapat mengurangi ketergantungan terhadap minyak.Pemanfaatn
kotoran ternak bukan hanya itu,tapi masih banyak lagi, seperti sebagai tambahan dalam pembuatan kompos, untuk bahan media jamur, tambahan pakan ternak. Dengan tersedianya banyak untuk
pemanfaatan kotoran ternak mak resiko pencemaran akan terkurangi dan mendapat
manfaat lain.
BAB 2
KOTORAN TERNAK
PENYUBUR
TANAH
Sebelum teknologi pembuatan pupuk buatan
ditemukan, kotoran ternak telah digunakan untuk mempuk tanaman. Hal ini
diketahui berdasarkan pengalaman bahwa tanaman yang tumbuh di sekitar kandang
ternak dapat tumbuh lebih subur.
Setelah teknologi semakin berkembang, di ketahui bahwa di dalam kotoran
ternak tersebut memang terdapat zat hara (makanan) yang penting untuk
tanaman
A. Manfaat
Kotoran Ternak
Tanaman memerlukan pupuk alami
(kandang) dan pupuk buatan. Walaupun kadar hara pupuk kandang tidak sebesar pupuk
buatan, tetapi mempunyai kelebihan dapat memperbaiki sifat tanah.
Pengaruh
pemberian pupuk kandang terhadap sifat tanah :
1.
Memudahkan penyerapan air hujan
2.
Memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air
3.
mengurangi erosi
Pupuk kandang membuat tanah lebih subur, gembur, dan lebih
mudah diolah. Kandungan Unsur hara dalam
kotoran ternak yang penting untuk tanaman antara lain unsur Nitrogen, Fosfor,
dan Kalium.Ketiga unsur ini dibutuhkan oleh tumbuhan
(N)
Nitrogen kegunaannya adalah : Merangsang pertumbuhan secara keseluruhan.
(P)
Fosfor kegunaannya adalah: Merangsang
pertumbuhan akar.
(K)
Kalium kegunaannya adalah : Membantu pembentukan protein dan karbohidrat
Selain pupuk kandang ,untuk
pertumbuhan yang lebih baik tanaman perlu juga diberi pupuk buatan.Hal ini
disebabkan karena kandungan unsure hara dalam pupuk kandang belum mencukupi,
kecuali pada lahan yang benar – benar subur.
B. Mengumpulkan Kotoran Ternak
Cara
pengumpulan kotoran ternak berkaitan
erat dengan sistem perkandangan . Cara ini berbeda untuk masing- masing jenis
ternak karena sistem perkandangannya pun berbeda. Ternak dapat kita golongkan menjadi
4, yaitu golongkan ternak besar,sedang,kecil,dan unggas. Dalam kesempatan ini
hanya dibahas tiga golongan utama ternak penghasil kotoran yaitu ternak besar,
ternak sedang, dan ternak unggas
1. Ternak Besar
Ternak
besar merupakan penghasil kotoran terbasar di bandingkan golongan ternak
lainnya. Pada sistem perkandangan yang baik, cara mengumpulkan kotoran ternak
ini cukup mudah. Contoh ,Pada kandang
sapi perah biasanya telah dilengkapi dengan saluran pembuangan kotoran berupa
selokan kecil yang memanjang dibangian belakang posisi sapi. Sedangkan dibagian
depannya kandang tersebut dibuat tempat
pakannya .
2. Ternak Sedang
Sistem
perkandangan kambing dan domba ada dua macam. Ada yang menggunakan sistem
panggung dan ada pula yang menggunakan sistem kandang tidak panggung. Lantai kandang panggung dibuat
bertingkat,
adapun kandang tidak panggung, lantainya langsung di tanah dengan tembok.
Sebenarnya sistem perkandangan yang
lebih baik adalah sistem panggung. Namun dibutuhkan biaya lebih besar.
3.Ternak unggas
Sistem
perkandangan unggas dalam hal ini dapat mewakili oleh sistem perkandangan ayam.
Pada sistem perkandangan ayam dikenal dua jenis kandang, yaitu kandang liter
dan kandang baterai. Kandang liter untuk berternak ayam pedaging,sedangkan
kandang baterai digunakan ayam petelur.
C. Mengubah Kotoran Menjadi Pupuk
Kandang
Meskipun kotoran ternak memiliki
segudang manfaat bagi keseburan tanah dan tanaman, tetapi dalam penggunaannya
harus hati-hati. Ketika kotoran baru keluar dari perut ternak namanya masih kotoran ternak bukan pupuk kandang .
Jika kotoran jika kotoran ternak
ini diberikan ke tanaman maka akan
menyebabkan tanaman layu bahkan mati. Hal ini disebabkan kotoran ternak masih “mentah’’.
Pada
kondisi matang ,pupuk kandang mempunyai tanda- tanda sebagai berikut .
1.
Jika di raba , Pupuk tersebut terasa dingin.
2.
jika diremas, pupuk tersebut mudah rapuh.
3.
Bau aslinya ( bau kotoran) Telah hilang.
Cara yang sering dipergunakan untuk
mengubah kotoran ternak menjadi pupuk kandang ada 2 macam , yaitu sistem
terbuka dan tertutup
1.
Sistem Terbuka
Pada sistem ini kotoran ternak
ditimbun di tempat yang terbuka di permukaan tanah.
Cara
mengubah beberapa jenis kotoran ternak sebagai berikut :
a.
Ternak besar : Kotoran sapi yang telah terkumpul dijemr di tempat terbuka
selama2- 3 hari.
b.
Ternak sedang : Untuk mengubah kotoran domba menjadi pupuk, diperlukan tempat
untuk menimbunnya
c.
Ternak uggas : Berbeda dengan jenis kotoran ternak lainnya, Kotoran ayam lebih
cepat mengalami kematangan
2.
Sistem penutup
Pada sistem ini, kotoran ternak
ditimbun dalam lubang yang di beri atap.
D. Pengunaan Pupuk Kandang Pada
Berbagai Jenis Tanaman
1.
Pemberian Pupuk pada tananman semusim :
pemberian pupuk kandang pada tanaman semusim, seperti palawija,sayuran
,dan buah –buahan semusim, biasanya diberikan sebagai pupuk dasar.
2.
Pemberian pupuk pada tanaman tahunan : pada tanaman tahunan , pupuk kandang
dapat diberikan sebagai pupuk dasar atau
pupuk susulan.
BAB
3
KOTORAN TERNAK PENGHASIL
BIOGAS
A. MENGENAL
LEBIH DEKAT BIOGAS
Biogas
atau sering disebut gas bio merupakan gas yang timbul jika bahan-bahan organik,
seperti kotoran hewan,kotoran manusia,sampah, direndam di dalam air dan
disimpan di dalam tempat tertutup.
Jika
kotoran ternak telah dicampur air atau isian (slurry) dimasukkan ke dalam alat pembuat biogas maka akan terjadi
proses yang tertidiri dari dua tahap , yaitu proses aerobik dan anaerobik. Pada
proses yang pertama diperlukan oksigen dan hasil prosesnya berupa karbon
dioksida (CO2). Selanjutnya proses pembusukan dengan tahap dua
(anaerobik). Untuk menjamin terjadinya biogas, alat ini harus tertutup rapat
tidak berhubungan dengan udara luar sehingga tercipta hampa udara. Biogas yang
terbentuk dapat dijadikan bahan bakar karena mengandung gas metan (CH4)
dalam presentase yang cukup tinggi.
KOMPONEN
PENYUSUN BIOGAS
Jenis Gas
|
Jumlah (%)
|
Methan (CH4)
|
54-70
|
Karbon
dioksida (CO2)
|
27-45
|
Nitrogen (N)
|
0,5-3
|
Karbon
monoksida (CO)
|
0,1
|
Oksigen (O2)
|
0,1
|
Hidrogen
sulfida (H2S)
|
Sedikit sekali
|
Teknologi ini cocok dikembangkan di
daerah pedesaan karena banyak menghasilkan kotoran ternak. Beberapa keuntungan
yang diperoleh dari penggunaan kotoran ternak sebagai penghasil biogas :
1.
Biogas yang dihasilkan diharapkan dapat
mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan minyak tanah yang
jumlahnya terbatas dan harganya mahal.
2.
Jika diterapkakan oleh masyarakat di
sekitar hutan yang banyak menggunakan kayu bakar, diharapkan dapatmengurangi
penebangan kayu.
3.
Teknologi ini dapat mengurangi pencemaran
lingkungan.
4.
Selain menghasilkan energi, buangan dari
alat penghasil biogas dapat digunakan sebagai pupuk.
B. PERSYARATAN BAHAN BAKU DAN SUHU LOKASI
Ketersediaan kotoran ternak
merupakan syarat yang mutlak harus dipenuhi. Ketersediaan dalam hal ini tidak
hanya berarti jumlahnya yang mencukupi, tetapi juga kelangsungannya. Dengan
alat yang akan dibuat , dibutuhkan kotoran ternak segar sebanyak 200 kg atau
sekitar 8 ember berukuran 22 liter untuk pengisian awal. Sebulan kemudian ,
setelah gas pertama dihasilkan dibutuhkan kotoran ternak perharinya 15 kg.
Faktor lainnya yang harus dipenuhi
adalah kesesuaian suhu udara karena suhu udara salah satu syarat aktifnya
bakteripenghasil biogas. Suhu yang paling baik untuk berlangsungnya biogas
sekitar 32-37° C. Jika penurunan suhu udaranya tidak terlalu besar, suhu di
dalam alat penghasil biogas masih dapat dipertahankan dengan mengubur alat
tersebut di dalam tanah atau menimbun dengan jerami.
C
MODEL-MODEL ALAT PENGHASIL BIOGAS
1. Model
sederhana
Bahan yang digunakan satu drum
berukuran 200 liter dan satu drum berukuran 120 liter. Pada model ini tabung
pengumpul gas bersatu dengan tabung pencerna. Pengisian dilakukan sekaligus
pada pengisian pertama sampai gas
terbentuk habis. Setelah itu , alat dibongkar lagi dan dilakukan pengisian
lagi. Kelbihan model ini adalah biaya yang dibutuhkan kecil dan cara pembuatan
dan perawatan lebih mudah. Kekurangannya adalah gas dihasilkan sedikit.
2. Model
vertical
Dilengkapi denga pipa pengisian dan
pembuangan. Drum yang digunakan ada 4 buah. Kelebihannya adalah gas yang
dihasilkan lebih banyak. Kekurangannya dalah biaya yang dibutuhkan lebih besar
dan pembuatannya lebih sulit .
3. Model
horizontal
Kelebihannya kapasitas gas yang
dihasilakan lebih besar dan kontinu, lebih praktis dalam pengoprasiannya karena
posisinya horizontal. Kekurangannya adalah cara pembuatan lebih sulit dan
membutuhkan biaya yang besar.
D
MEMBUAT ALAT PENGHASIL BIOGAS TIPE HORIZONTAL
1.
Bahan yang digunakan
a. Empat
drum bekas, tiga buah berukuran 200 liter dan satu buah berukuran 120 liter.
b. Pipa
besi dengan garis tengah 1-1,5 cm yang dilengkapikran untuk saluran gas.
c. Pipa
besi dengan garis tengah 5 cm untuk saluran isian dan tabungan.
d. Plat
besi setebal 1-2 mm untuk membuat corong pemasukan isian.
e. Selang karet atau selang plastic untuk mengalirkan
gas.
2.
Cara pembuatan
Cara
pembuatan alat penghasil biogas dibedakan menjadi dua yaitu pembuatan tabung
panampung isian dan pembuatan tabung pengumpul gas. Pembuatan tabung penampung
isian memerlukan dua buah drum besar (200 liter) sedangkan pembuatan tabung
panampung gas memerluka du buah tabung berukuran 200 liter dan 120 liter.
a. Pembuatan
tabung penampung isian
-
Drum pertama dibuka salah satu tutupnya
-
Drum kedua dipotong separuh tutupnya
-
Drum yang akan digunakan dibersihkan
dari kotoran yang menempel
-
Lakukan uji kebocoran dengan cara
memasukkan air ke dalam drum
-
Jika ada kebocoran perlu dilakukan
penambalan
-
Buatlah lubang berdiameter 5 cm tepat
disisi tutup yang masih utuh
-
Buat lubang berdiameter 1-1,5 cm di
posisi atas drum yang tutupnya terbuka
-
Kedua drum disambungkan satu sama lain
dengan cara dilas
-
Sambungkan pipa pemasukkan isian (60 cm)
yang telah dilengkapi corong pada salah satu lubangdengan membentuk sudut 30° ,
kemudian dilas.
-
Sambungkan pipa pengeluaran buangan (60
cm) pada salah satu lubang dengan membentuk sudut 30°, kemudian dilas
-
Sambungkan pipa pengeluaran gas dengan
cara dilas pada lubang berdiameter 1-1,5 cm
b. Pembuatan
tabung pengumpul gas
-
Drum besar dan drum kecil dibuka salah
satu tutupnya.
-
Drum yang akan digunakan harus
dibersihkan
-
Lakukan uji kebocoran dengan memasukkan
air
-
Jika ada kebocoran perlu penambalan
-
Buatlah lubang dengan diameter 5 cm tepat disisi tutup yang masih utuh
-
Buat lubang berdiameter 1-1,5 cm pada tutup drum kecil
-
Sambungkan pada kedua lubang tersebut
dua pipa berdiameter 1-1,5 dengan cara dilas.salah satu pipa untuk pemasukan
gas dari tabung pencernaan dan satunya lagi telah dilengkapi dengan kran untuk
pengeluaran gas.
E MENGGUUNAKAN ALAT PENGHASIL BIOGAS
-
Buat isian dengan mencampurkan kotoran
ternak dengan air, perbandingannya 1: 11/2. Aduk sampai
merata.
-
Masukkan isian yang telah siap ke dalam
tabung pencerna melalui pipa pemasukan isian.
-
Buka kran gas dan hubungkan dengan pipa
pemasukan gas tabung pengumpul dengan selang karet.
-
Masukkan air ke dalam drum besar tabung
pengumpul gas sampai ketinggian 60 cm.
-
Masukkan drum kecil kedalam drum besar
yang telah diisi air.
-
Tutup kran pengeluaran gas tabung
pengumpul.
Setelah 3-4 minggu gas pertama mulai terbentuk yang
ditandai terangkatnya drum kecil pengumpul gas. Pengisian selanjutnya
membutuhkan kotoran sekitar 1 ember berukuran 22 liter.
F MEMANFAATKAN BIOGAS DAN HASIL BUANGAN
Keberadaan biogas ini dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan. Sebagai perbandingan, setiap kubik biogas dapat
digunakan untuk keperluan sebagai berikut :
1.
Menjalankan mesin 1 PK selama 2 jam
2.
Menghasilkan listrik 1,25 Kwh
3.
Menyalakan kompor gas untuk tiga hari dengan
jumlah anggota 5 orang
4.
Menyalakan lampu sekitar 60 watt selama
6 jam
5.
Menjalankan kulkas berkapasitas satu
kubik selama 1 jam
6.
Menjalankan mesin tetas berkapasitas 1
kubik selama setengah jam
G MERAWAT ALAT PENGHASIL BIOGAS
Perawatan
yang paling penting untuk alat penghasil biogas yaitu menjaga kebersihan dan
menjaga kalau terjadi kebocoran.
Pembersihan alat dilakukan setiap enam bulan sekali. Hal ini penting dilakukan karena dasar tabung mudah timbul
kerak kotoran dan mudah berkarat
Bab 4
Kotoran Ternak Penghasil Biorang
Masyarakat pedesaan kita sudah lama
akrab dengan cara penbuatan arang dari kayu dan tempurung kelapa. Pemanfaatan
energy melalui pembuatan arang lebih efisien dibandingkan penggunaan kayu bakar
karena energy panas yang dihasilkan lebih besar. Penggunaan kotoran ternak
sebagai bahan penbuatan arang tidak saja merupakan cara pemanfaatan energy yang
baik, tetapi juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan
kotoran ternak.
A.
Mengenal
Lebih Dekat Biorang
Biorang
adalah arang yang diperoleh dari pembakaran biomassa kering dengan system tanpa
udara (pirolisis). Adapun biomassa
adalah bahan organic yang berasal dari jasad hidup, baik hewan maupun
tumbuh-tumbuhan.
Biorang mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa:
1. Menghasilkan
panas pembakarang yang lebih tinggi,
2. Asap
yang dihasilkan lebih sedikit,
3. Bentuk
dan ukuran seragam karena dibuat dengan alat pencetak,
4. Dapat
tampil lebih menarik karena bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan keinginan
pembuat, serta
5. Menggunakan
bahan baku yang tidak manimbulkan masalah lingkungan, bahkan dapat mengurangi
pencemaran akibat kotoran ternak.
Namun
selain memiliki kelebihan, biorang juga memiliki kekurangan sebagai berikut:
1. Biaya
pembuatan biorang relative lebih mahal dibandingkan arang biasa.
2. Cara
memulai pembakaran biorang lebih sulit disbanding arang biasa.
B.
Membuat Alat Cetak Penghasil Biorang
Alat penghasil biorang dapat dibagi ke
dalam dua bagian penting yaitu alat pencetak briket dan alat pemanas. Alat pencetak briket merupakan alat
pengepres kotoran menjadi bentuk briket yang sesuai dengan keinginan si
pembuat, misalnya berbentuk silinder. Untuk mengubah briket menjadi biorang,
masih diperlukan satu proses lagi, yaitu pemanasan. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan alat pemanas. Jadi, desain alat yang ditampilkan di sini tidak
menjadi lebih baik. Pengembangan yang mungkin dapat dilakukan misalnya dalam
hal bahan, ukuran, maupun dari segi kepraktisan.
1.
Alat
Pencetak Biorang
Bahan yang diperlukan
untuk pembuatan alat pencetak sebagai berikut.
a. Papan
kayu berukuran 2 m2.
b. Balok
kayu berukuran 4 x 6 cm, panjang sekitar 10 m.
c. Cat
kayu 1 kaleng.
d. Paku
reng sebanyak 0,5 kg.
e. Seng
berukuran 2m2.
f. Besi
beton berdiameter 0,8 cm dengan panjang 20 cm.
g. Kaleng
bekas berdiameter 15 cm sebanyak 2 buah.
h. Paralon
berdiameter 8 cm sebanyak 20 buah.
i.
Semen sebanyak 2 kg.
Pembuatan
alat pencetak briket dibagi menjadi ke dalam 5 tahap, yaitu tahap pembuatan
kerangkadudukan, rumah mesin, penarik bahan, pemampat, dan perakit alat secara
keseluruhan.
a. Kerangka
dudukan
kerangka
dudukan merupakan bagian yang akan menyangga mesin secara keseluruhan sehingga
bagian ini perlu dibut daribahan yang agak kuat. Bagian ini terdiri dari dua
bagian, yaitu dasar dudukan dan tiang penyangga. Tahap pengerjaannya sebagai
berikut.
Ø Buatlah
2 buah potongan balok kayu untuk dudukan dasar kiri dan kanan dengan ukuran 70
cm. Selanjutnya buatlah pada masing-masing balok tersebut 4 lubang dan cekukan
penyambungan.
Ø Buat
2 buah potongan balok kayu lain untuk dudukan muka dan belakang dengan ukuran
50 cm. Pada masing-masing balok ini, buatlah cekukan penyambungan.
Ø Rangkailah
keempat balok kayu tersebut menjadi bentuk segi empat sebagai dasar dudukan.
Ø Buatlah
2 buah potongan balok kayu untuk tiang depan dengan panjang 86,5 cm. Pada
masing-masing balok tgersebut buatlah lubang dan cekukan penyambungan.
Ø Buat
pula 2 buah potongan balok kayu untuk tiang tengah dengan panjang 64,5 cm. Pada
masing-masing balok tersebut buatlah 3 buah lubang dan cekukan penyambungan.
Ø Untuk
tiang bagian belakang, buatlah 2 buah potongan balok kayu dengan panjang 55,5
cm. Pada masing-masing balok tersebut, buatlah 2 buah lubang dan cekukan
penyambungan.
Ø Rangkailah
keenam tiang penyangga tersebut dengan dasar dudukan yang telah dibuat.
b. Corong dan saluran pemasukan
Corong pemasukan merupakan bagian yang
digunakan untuk memasukan kotoran ternak yang akan dicetak menjadi briket
biorang.
1) Corong
pamasukan
Ø Buatlah
4 buah potongan seng berbentuk limas.
Ø Rangkailah
keempat potongan seng tersebut dengan paku sehingga membentuk piramida
terbalik.
2) Saluran
pemasukan
Ø Buatlah
2 buah bujur sangkar dari papan dengan ukuran 15 x 15 cm sebagai penutup bagian
muka dan belakang.
Ø Buatlah
2 buah persegi panjangdari papan dengan ukuran 15 x 13 cm dan 50 x 15 cm
sebagai penutup bagian atas dan bawah.
Ø Buat
pula 2 buah bentuk dari papan untuk menutup bagian samping kiri dan kanan.
Ø Rangkaikan
keenam bentuk papan tersebut dengan menggunakan paku sehingga membentuk saluran
pemasukan
c. Ruang
pencetak
Bagian ini merupakan
tempat pengepresan atau pencetakan kotoran ternak yang telah masuk ke bagian
ini melaui saluran pemasukan.
Ø Buatlah
3 buah persegi panjang dari papan berukuran 30 x 19,5 cm untuk menutup samping
kiri, kanan, dan belakang.
Ø Buat
pula 2 buah persegi panjang dari papan barukuran 19,5 x 9 cm untuk penutup
bagian depan atas dan bawah.
Ø Rangkaikan
kelima potongan papan tersebut menjadi balok yang mempunyai lubang di bagian
tengah sisi depan balok.
Ø Siapkan
2 buah kaleng berukuran tinggi 15 cm
dengan diameter 15 cm yang telah dibuka tutup ujungnya.
Ø Buatlah
lubang pada kaleng yang satu berukuran 4 x 14 cm dengan jarak 9 cm ujungnya.
Ø Sambungkan
kedua kaleng tersebut. Agar lebih kuat, sambungan tersebut sebaiknya dilas
Ø Masukkan
kaleng tersebut ke dalam kotak yang telah dibuat dengan posisi lubang kaleng tepat di tengah
lubang kotak. Isilah ruang antara kaleng dan kotak dengan adonan semen sehingga
saling merekat.
d.
Penarik bahan
Bagian ini berfungsi
untuk memindahkan bahan (kotoran ternak) yang telah jatuh dari corong pemasukan
dan berada di saluran pemasukan ke ruang pencetakan sehingga siap dicetak.
Ø Buatlah
gagng penarik dari balok kayu dengan ukuran 91 x 20 cm.
Ø Buat
pula balok penarik dari kayu berbentuk persegi panjang berukuran 34 x 15 cm.
Ø Rangkailah
balok kayu dengan penariknya pada sisi bagian belakang gagang penarik dengan
cara dipaku.
Ø Pasangkan
penarik bahan tersebut ke bagian saaluran pemasukkan dengan cara meletakkan
balok penarik tepat di lubang saluran pemasukkan.
Ø Setelah
dipasang, buatlah pegangan penarik bahan di depan sebelah luar ruang
pencetakan.
e.
Ruang pengambilan
briket
Bagian ini posisinya
berada di bawah ruang pencetak. Fungsinya adalah untuk pengambilan briket
setelah dicetak di ruang pencetakan.
Ø Buatlah
3 buah persegi panjang dari papan, 1 buah berukuran 30 x 20 cm dan 2 bauh
berukuran 30 x 22 cm.
Ø Buat
pula sebuah persegi panjang dari papan berukuran 40 x 24,5 cm. Buatlah lubang
berupa bujur sangkar berukuran 14 x 14 cm dengan posisi 5 cm dari salah satu
sisinya (posisi lubang tepat di tengah lubang pencetak).
Ø Rangkailah
keempat papan tersebut menjadi kotak ruang pengambilan briket dengan cara
dipaku.
Ø Gabunglah
ruang pengambilan briket dan ruang pencetakan dengan cara memasukkan ruang
pencetak ke ruang pengambilan briket. Posisi ruang pengambilan briket berada di
bawah ruang pencetak.
f.
Tuas atas
Bagian
ini terdiri dari tangkai dan silinder penekan. Silinder penekan merupakan
bagian yang langsung menekan bahan (kotoran ternak) dari sebelah atas ketika
tangkai penekan ditekan ke bawah.
1) Tangkai
Penekan
Ø Buatlah
bagian dasar penekan dari balok kayu berbentuk seperti huruf “U” dengan tinggi
24 cm. Pada sisi bagian celahnya diberi lubang untuk pemasangan as.
Ø Buat
tangkai tuas dari balok kayu berbentuk seperti huruf “Y” dengan 3 buah luang
as. Tinggi antara lubang atas dangan bawah 30 cm.
Ø Buat
pula tangkai pegangan dengan panjang 75 cm yang diberi dua buah lubang untuk
pemasangan as.
Ø Rangkaikan
ketiga bagian tersebut dengan menggunakan as.
2) Silinder
penekan
Ø Buatlah
2 buah lingkaran dari papan kayu dengan diameter 15 cm.
Ø Buatlah
dasar dudukan dari balok kayu berbentuk seperti huruf “U” dengan tinggi 13 cm.
Pada sisi bagian celahnya diberi lubang untuk pemasangan as.
Ø Rangkaikan
sebuah lingkaran kayu pada dasar dudukan dengan cara dipaku.
Ø Siapkan
balok kayu dengan panjang 10 cm. Selanjutnya bentuklah balok kayu tersebut
menjadi silinder yang halus dengan diameter 8 cm.
Ø Masukkan
silinder kayu tersebut ke dalam paralon berdiameter 8 cm dan panjang 20 cm.
Selanjutnya, bagian yang kosong diisi dengan adonan semen agar kuat.
Ø Sisi
peralon yang ada kayunya dirangkaikan dengan sebuah lingakaran kayu yang telah
dibuat dengan cara dipaku.
Ø Rangkaikan
kedua lingkaran kayu yang masing-masing telah dihubungkan dengan silinder dan
dasar dudukan dengan memaku kedua lingkaran kayu tersebut.
3) Merangkaikan
tuas atas
1) Rangkaikan
tangkai penekan pada silinder penekan dengan menghubungkan menggunakan as.
g.
Pedal (tuas bawah)
Bagian
ini terdiri dari tangkai pedal dan dasar dudukan. Tangkai pedal merupakan tuas yang dapat digerakkan ke atas dan ke
bawah dengan cara diinjak dengan kaki. Dasar
dudukan merupakan bagian yang langsung menekan dan mencetak bahan (kotoran
ternak) dari sebelah bawah ketika tangkai pedal di tekan ke bawah (diinjak).
1)
Tangkai pedal
Ø Buatlah
dasaran dari balok kayu berbantuk seperti huruf “U” dengan tinggi 24,5 cm. Pada
sisi bagian celahnya, diberi lubang untuk pemasangan as.
Ø Buat
tangkai penghubung dari balok kayu berbentuk seperti huruf “Y” terbalik dengan
3 buah lubang as, tingginya sekitar 42 cm.
Ø Buat
pula tangkai injak dengan panjang 70 cm yang diberi dua buah lubang untuk
pemasangan as.
Ø Rangkaikan
ketiga bagian tersebut dengan menggunakan as.
2)
Dasar dudukan
Ø Buatlah
bentuk bujur sangkar dari papan dengan ukuran 20 x 20 cm. Tepat di tengah bujur
sangkar tersebut, buatlah lubang berupa lingkaran berdiameter 8 cm untuk
memasukkan peralon penekan.
Ø Buatlah
kubus dari papan dengan ukuran 8 x 8 x 8 cm. Biarkan sisi bagian atasnya tetap
terbuka.
Ø Buat pula dasaran dari balok kayu berbentuk
seperti huruf “U” terbalik dengan ukuran tinggi 15 cm.
Ø Rangkaikan
ketiga bentuk tersebut dengan urutan dari atas ke bawah, yaitu bujur sangkar
bolong, kubus, dan dasaran.
Setelah
semua komponen bagian alat pencetak briket selesai, pekerjaan selanjutnya ialah
merakit alat tersebut secara keseluruhan. Caranya ialah dengan merakit seluruh
bagian yang telah dirangkai sebelumnya dengan cara dipaku. Dengan demikian,
terbentuklah alat pencetak briket yang utuh seperti gambar berikut.
2.
Alat
Pemanas
Bahan
yang dihasilkan dari alat pencetak belum menjadi biorang. Hasil tersebut baru
setengah proses pembuatan biorang. Proses selanjutnya adalah memanaskan briket
atau kotoran ternak yang telah dicetak menjadi bentuk yang menarik dengan
membakarnya dalam kondisi tanpa udara (pirolisis). Untuk keperluan ini,
diperlukan suatu alat lagi berupa alat pemanas.
Bahan-bahan
yang digunakan untuk pembuatan alat pemanas antara lain :
a. Drum
bekas (yang kecil) berukuran tinggi sekitar 52 cm sebanyak 1 buah,
b. Plat
besi dengan ukuran 65 x 10 cm,
c. Besi
(kawat) berdiameter 0,3 cm dengan panjang 5 cm,
d. Besi
berdiameter 0,8 cm dengan panjang 4 m,
e. Pipa
besi berdiameter 2 cm dengan panjang 5 cm,
f. Engsel
2 buah, dan
g. Pegangan
1 buah.
Cara pembuatannya
sebagai berikut.
Ø Buat
lubang di bagian samping drum dengan ukuran 30 x 49 cm dengan menggunakan alat
pemotong atau gergaji besi.
Ø Pasanglah
engsel, pegangan, dan buat lubang untuk penutup pada potongan drum tersebut.
Potongan drum tersebut dipasangkan engsel sehingga menjadi pintu.
Ø Buat
lubang dibagian atas drum dengan
diameter 2 cm, kemudian pasanglah pipa berdiameter 2 cm dengan panjang 5 cm.
Untuk menguatkan, dapat digunakan pengelasan.
Ø Buat
lubang dibagian bawah drum dengan berdiameter 20 cm, kemudian pasanglah tabung
berdiameter 20 cm dan tinggi 10 cm yang telah dibuat dari plat besi. Untuk
menguatkan, dapat diguanakan pengelasan.
Ø Buatlah
potongan-potongan kawat untuk dipasangkan pada lingkaran-lingakaran tersebut
dengan jarak antar kawat sekitar 1,5 cm sehingga menjadi angsang untuk
meletakkan briket.
Ø Pasanglah
angsang yang telah terbuntuk didalam drum dengan bersusun dari bawah ke atas.
Untuk menguatkannya, dapat dilakukan pengelasan.
Ø Jika
diperlukan, dapat dipasang 3 buah kaki dari besi dengan pengelasan.
C.
Proses
Pembuatan Briket Biorang
Setelah
alat pencetak briket dan pemanas dibuat, langkah selanjutnya ialah mengetahui
cara menggunakan alat-alat dan pembuatan briket biorang tersebut.
1.
Pembuatan
Briket
Ø Masukkan
kotoran ternak ke dalam corong pemasukkan sampai penuh.
Ø Tekan
pedal dengan kakin dan tarik tuas bagian atas ke atas.
Ø Tarik
penarik bahan, kemudian dikembalikan ko posisi semula. Dalam posisi ini, bahan
(kotoran ternak) turun keruang penncetak.
Ø Untuk
memantapkan bahan, tuas ditekan sehingga terbentuk briket yang padat.
Ø Pedal
dikendorkan dan briket dapat diambil dari ruang pengambilan.
2.
Proses
Pengarangan (pirolisis)
Sebenarnya
tahap pengarangan ialah yang menyebabkan kotoran ternak berubah menjadi arang.
Langkah-langkah pengarangan sebagai berikut.
Ø Briket
hasil pencetakan dikeringkan dahulu di panas matahari. Setelah kering, briket
dimasukkan ke dalam alat pemanas dan disusun di atas angsang pemanasan merata.
Ø Alat
pemanas diletakkan diatas kompor atau alat pembakar lain, misalnya tungku.
Ø Proses
pirolisis ditandai dengan timbulnya asap mengepul dari cerobong asap yang
semakin lama semakin banyak.
Ø Setelah
asap mencapai kondisi terbanyak, kompor atau tungku diambil dan biarkan proses
pirolisis berlangsung terus.
Ø Setelah
asapnya habis, pintu alat pemanas dibuka dan briket yang masih membara
disemprot dengan air.
Ø Briket
yang telah menjadi arang dikeluarkan dari alat pemanas, kemudian dikeringkan
dibawah panas matahari.
D.
Pemanfaatan
Biorang
Sama
dengan jenis arang lainnya, briket biorang dapat digunakan untik berbagai
keperluan pembakaran atau memasak. Meskipun pada dasarnya biorang dapat
digunakan dengan berbagai macam cara, tetapi untuk menghemat energy dapat
digunakantungku hemat energy yang sesuai untuk penggunaan biorang. Tungku ini
terbuat tanah liat seperti yang digunakan untuk pembuatan gerabah.
Tungku terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
atas dan bawah. Pada batas antara bagian atas dan bawah terdapat lubang-lubang
kecil untuk menjatuhkan abu dari bagian atas dan tempat pemasukan udara dari
bawah ke atas. Bagian bawah berbentuk setengah bola dengan tinggi 15 cm dan
diameter 30 cm. Bagian ini berfungsi untuk menampung dan mengambil sisa
pembakaran (abu). Selain itu, bagian bawah juga berfungsi untuk pemasukan udara
pembakaran dari luar ke tungku dengan adanya lubang pengambilan abu. Selain
itu, lubang ini juga berfungsi untuk memadamkan tungku. Caranya dengan menutup
lubang ini sehingga udara luar tidak dapat masuk. Dengan tidak adanya udara,
dengan sendirinya api akan padam.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar